Ordinary Woman

Ordinary Woman
"Memaknai hidup tidak hanya dengan rasa dan logika tapi juga dengan fakta"
Powered By Blogger

Kamis, 04 November 2010

Adalah duka November 2010

setetes air yang dulu penghapus dahaga yang dulu sempat kita syukuri kini datang menggenangi tubuh-tubuh dan bertambah dalam karena air mata..
tonjolan elegan nan menawan dari bumi yang dulu sempat menyegarkan mata kini membuat kami dan para sapi berlari terbatuk-batuk..

adalah duka yang juga tak tahu kapan akhirnya dan bagaimana harus menjalani juga mensyukurinya...
adalah duka yang kami tahu itu semua karena kelakuan-kelakuan bejad kami
salah satu kebejadan kami seperti hari ini
salah satu kebiadaban kami seperti masa-masa yang baru saja berlalu

tidak puas, selalu lapar, terlalu rakus, tidak peduli....
mencekik, menendang, meninju, bahkan menggulingkan mereka...

mereka yang kami anggap merepotkan dan menghalani jalan kami. maka kami tendang dan singkirkan saja...
mereka yang kami anggap lalat-lalat yang merusak pemandangan dan tak pantas hidup berdampingan dengan kami...

sayangnya...
mereka itu yang seharusnya kami sebut SAUDARA

pada siapa aku harus berteriak dan protes atas semua ini
presiden, badan meteorologi dan geofisika, ahli geologi, ahli vulkanologi, atau dosen-dosen mereka yang membuat mereka jadi orang-orang tua botak yang tidak mempu menahan semua masalah ini...

ternyata tidak ada
hanya pada-Mu
sang penguasa yang tidak akan membalas teriak ketika aku lantang menghina
sang penguasa yang tidak akan meludah ketika aku menyepelekan....

Allah....
adalah duka kami semua ini..
ampuni kami
dan kami berjanji untuk saling mencintai




Bandung 4 November 2010(ditengah duka 12 gunung aktif dan cuaca tak menentu)