Ordinary Woman

Ordinary Woman
"Memaknai hidup tidak hanya dengan rasa dan logika tapi juga dengan fakta"
Powered By Blogger

Kamis, 18 Februari 2010

Love Your Job

Aku mulai bekerja sejak semester lima saat kuliah di jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan di salah satu universitas negeri. Mengisi waktu setelah kuliah aku menjadi seorang konselor atau lebih dikenal guru bimbingan dan konseling di salah satu sekolah swasta. Diawali dari profesi sebagai tenaga pembimbing aku mulai dapat tawaran untuk jadi guru private siswa SMP. Pengalaman yang sangat menyenangkan karena anak didikku merupakan salah satu murid sekolah dasar negeri favorit di kotaku dan dia sudah seperti adikku sendiri. Hari-hari ku lalui dengan penuh semangat dan kesenangan. Tuhan memang selalu ada untuk hambaNya yang bekerja keras menurutku, aku kembali dapat tawaran untuk jadi freelancer di salah satu perusahaan IT sebagai recruitment. Kegiatanku kini bertambah, aku mengontrak mata kuliah yang kira-kira bisa mendukung kegiatanku yang lain karena aku tahu tidak semua orang mendapatkan kesempatan untuk melakukan banyak hal di usiaku. Pagi hari aku di sekolah, siang aku kuliah, kalau ada panggilan kerja aku ke kantor, dan sore hari aku mengajar private anak didikku. Semakin hari aku merasa wawasanku semakin bertambah karena terus membaca pengetahuan dasar sebagai bekalku memberikan materi pelajaran, aku belajar dari teman kantorku sekaligus mempraktekan teori mengenai tes psikologi di kantor tempatku bekerja.Semua terasa menyenangkan, walau terkadang sangat melelahkan dan harus pulang ke rumah lebih dari jam tujuh malam setiap hari tapi aku benar-benar merasa senang.
Semester tujuh aku mendapatkan tawaran dari beberapa dosen untuk menjadi kandidat mahasiswa teladan tingkat fakultas dan aku sangat tertarik, selain itu aku disarankan untuk segera memikirkan judul skripsi yang akan aku tulis supaya menambah nilai plus saat penilaian dari kampus. Aku mulai menulis dan browsing tentang penelitian di bidang konseling baik dalam sampai luar negeri. Kegiatanku yang sebelumnya mulai aku kurangi, sering aku mencari alasan untuk tidak mengajar private karena ingin segera menyelesaikan tulisanku. Beberapa panggilan kantor aku abaikan dan mengaharapkan atasan ku mengerti tekadku untuk memenangkan kompetisi ini, aku sangat berharap menjadi mahasiswa teladan. Dua bulan pertama setelah tawaran itu untungnya pihak sekolah dan kantor mengerti keadaanku dan aku diijinkan untuk mengerjakan beberapa pekerjaan di rumah tanpa harus datang, setiap ada masalah aku akan dihubungi melalui telepon dan aku berusaha memberikan alternatif solusi masalah yang terjadi.
Hampir dua bulan berlalu aku mulai kewalahan, telepon dari kantor dan muridku mulai mengganggu konsentrasiku menulis. Sering tidak aku jawab telepon dari kantor dan muridku, pesanpun sering tidak dibalas aku terus menulis artikelku. Kuliah mulai sering aku tinggalkan, aku ke kampus hanya untuk konsultasi mengenai tulisan yang aku buat. Beberapa dosen memperingatkanku supaya tetap mengikuti pertemuan kuliah. Tapi aku hanya tersenyum, pulang lalu menulis lagi.
Aku masih ingat hari itu, aku datang ke kampus dengan harapan dan semangat tinggi untuk berdiskusi dengan dosen pembimbingku. Sedikit aneh kurasakan karena beliua hanya diam dan memintaku duduk di ruangannya dengan raut wajah yang serius. Aku diberitahu kalau aku tidak bisa meneruskan penelitianku karena dosen lain menilai aku tidak mampu menjadi mahasiswa teladan, hanya karena melakukan penelitian dan tidak mengikuti pertemuan kuliah. Ingin sekali aku teriak dan mengatakan pada mereka bahwa aku sudah mengorbankan pekerjaanku untuk mengikuti kompetisi ini.
Aku mulai malas pergi kekantor, ke sekolah, bahkan aku jarang memberikan les disaat anak didikku membutuhkan bimbinganku karena akan menghadapi ujian tengah semester di sekolahnya. Aku kecewa dan marah pada diriku, aku menyesal karena mengkhianati kepercayaan orang lain. Seharusnya aku lebih mencintai pekerjaanku dan tetap menjalankan peranku sebagai mahasiswa dengan baik. Teladan adalah julukan bagi orang yang telah menunjukkan bahwa dirinya pantas untuk jadi contoh orang lain.
Saat ini aku sudah lulus kuliah, aku menjadi pengajar di salah satu sekolah tinggi swasta. Hanya itu kegiatanku saat ini, dan aku merindukan saat-saat sibuk sekaligus menyenangkan bersama anak didiku dan teman kantorku.
Aku ingin bilang pada semua orang yang saat ini yang menjadi pekerja. Cintai pekerjaan mu, jangan gampang tergoda hal lain yang terlihat lebih menjanjikan. Pertimbangan yang matang diperlukan sehingga penyesalan tidak menyiksa hari-hari kita di kemudian hari. Lakukan yang terbaik dimanapun kita berkerja, maka kita akan menjadi manusia teladan.

Selasa, 16 Februari 2010

Sejarah Singkat Ilmu Psikologi

Sejak zaman filsuf-filsuf besar seperti Socrates (469-399 SM) telah berkembang filsafat mental yang membahas secara jelas persoalan “jiwaraga”.

Rene Descartes (1596-1650) mengemukakan bahwa manusia memiliki dimensi jiwa dan raga yang tidak dapat dipisahkan.

Pada awal abad XIX psikologi mengalami kemajuan yang cukup pesat, Gustaf Tehodore Fechner (1801-1650) dan Ernest Heinrich Weber (1795-1878) menemukan suatu hukum penginderaan melalaui eksperimen yang dipublikasikan pada tahun 1860 dalam buku Element of Pschology.

Puncaknya adalah ketika Wilhem Wund (1832-1920) pada tahun 1979 mendirikan laboratorium psikologi pertama di Leipzig Jerman dan peristiwa ini menandai psikologi sebagai ilmu mandiri.

Tahun 1883 berdiri laboratorium serupa di Universitas John Hopkins. Tahun 1890 terbit buku The Priciples of Psychology karangan William James (1842-1910) yang setahun kemudian menjadi profesor psikologi dan sejak itu hampir semua universitas di Amerika memiliki fakultas yang mandiri.

Di Indonesia perkembangan psikologi dimulai pada tahun 1953 yang dipelopori oleh Slamet Iman Santoso dengan mendirikan lembaga pendidikan psikologi pertama yang mandiri dan pada tahun 1960 lembaga tersebut sejajar dengan fakultas-fakultas lain di Universitas Indonesia dan kemudian dikembangkan di UNPAD dan UGM.

Belakangan ini kemajuan psikologi semakin pesat, ini terbukti dengan bermunculannya tokoh-tokoh baru, misalnya BF Skinner (pendekatan behavioristik), Maslow (teori aktualisasi diri) Roger Wolcott (teori belahan otak), Albert Bandura (social learning teory), Daniel Goleman (kecerdasan emosi), Howard Gadner (multiple intelligences) dan sebagainya.

Itulah sejarah singkat mengenai ilmu psikologi.. semoga info dapat menjadi manfaat...

Rabu, 10 Februari 2010

Sisi Lain "Gadis Manis" Rani Juliani..

http://www.detiknews.com/read/2010/02/11/072019/1297191/10/rhani-juliani-memimpikan-karir-mapan-kini-hidup-dalam-cibiran

Sisi Lain "Gadis Manis" Rani Juliani..

Sebagai perempuan tentu saja mempunyai mimpi untuk hidup bersama dengan orang yang dicintai, tapi sebagian dari kaum wanita memilih hal lain selain cinta. Berbagai alasan terungkap,diantaranya ada yang mengaku pernah sakit hati oleh orang yang sangat dicintai sehingga tidak lagi percaya dengan cinta "pokoknya sekarang hidup untuk bersenang-senang dan untuk bersenang-senang perlu uang". Tentu saja itu bukan alasan satu-satunya ada juga yang mengatakan bahwa cinta akan datang dengan sendirinya "yang penting mapan, tampan, dan berbadan olahragawan".
Beberapa fakta yang terungkap dari beberapa wanita membuat saya berpikir hidup itu sepertinya hanya masalah "pilihan" kerap kita tidak bisa membedakan lagi apa yang kita lakukan itu benar atau salah hanya berpatokan pada apa kita bahagia atau tidak ketika menjalaninya, lain hal ketika kita menilai orang lain dengan cepat kita bisa mengatakan hal itu "salah". Hanya sebagian kecil dari kita yang berusaha mencari info lebih lengkap untuk membuat penilaian.
Kali ini saya mengajak anda semua untuk sedikit menambah info tentang sosok wanita yang saat ini dipergunjingkan sebagian besar orang..

My Death Angel

Kekacauan sering terjadi setelah tawa dan canda, memang begitulah mungkin yang seharusnya. Ketika kita hari ini tidak mungkin membawa payung untuk menjaga diri kita dari hujan. Tuhan menurunkan hujan supaya kita merasakan bagaimana rasanya melalaikan apa yang seharusnya dilakukan. Hari ini mungkin itu akan terjadi lagi, hari ini aku membiarkan rambutku terurai dalam keadaan basah dan tidak peduli lagi apa yang dikatakan orang tentang itu. Satu jam yang lalu masih bisa terpikir dan mencoba untuk beranjak dari tempat duduk ku sekarang, tapi sekarang setelah tiga puluh detik yang lalu ada yang berkelabat dalam kepalaku dan aku kembali terbaring dan membiarkan semuanya terjadi seperti apa yang Tuhan mau.

”Mengapa” mungkin bukan pertanyaan yang tepat untuk sekarang, tapi aku ingin sekali mengatakan apa yang terjadi terjadilah. Sebagian orang mengatakan bahwa mungkin aku sudah gila, sebagian lagi menyebutkan aku hanya takut mengakui bahwa aku sudah kalah. Menurutku, aku hanya mencoba protes pada Tuhan tentang apa yang Dia lakukan padaku sekarang. Aku seolah yakin bahwa Tuhan menulis Takdir aku dengan tinta merah dan sengaja menurunkan aku ke dunia untuk menderita hanya sebagai salah satu manusia yang memadati dunia. Sekarang yang akan aku lakukan hanya berbaring disini dan tidak akan melakukan apa-apa, sekarang aku hanya akan berbaring disini dan tidak melakukan apa-apa…………

”Mencoba” tak ada lagi dalam kamus ku semua hanya ingin aku rasakan tanpa usaha, apapun yang bisa aku lihat maka aku lihat, apapun yang bisa aku nikmati maka aku akan nikmati. Tanpa perlu tersenyum pada orang lain tanpa harus menundukkan kepala pada Tuhan aku bisa menikmati semuanya. Semakin banyak orang yang kini mentertawakan kesintinganku. Hanya bisa berkedip dan selebihnya hanya mengunci bibir dan menggerutu dalam hati. Siapa yang bilang kalau Tuhan itu adil, aku dan beberapa orang yang memiliki penderitaan yang hampir sama tidak mau mengakui itu. Tapi memang siapa di dunia ini yang tidak menderita?. Berarti benar bahwa aku memang seharusnya tak lahir, berarti benar bahwa aku memang seharusnya tak perlu ditunggui kehadirannya. Pagi ini memang tidak akan perrnah ada yang menghampiri ku seperti kemarin-kemarin, seorang wanita dengan lembut akan menyeka semua bagian tubuhku dengan kain dan sabun yang harum baunya. Awalnya dia hanya membelai wajahku lalu dia mengecup keningku. Sentuhan demi sentuhan tak juga membuat senyumku merekah untuknya. Dia kembali membelai wajahku lalu leherku perutku dan terus sampai pangkal paha. Anehnya tak sedikitpun berubah dari diriku, lalu seperti biasa dia akan kembali memakaikan baju mencium bibirku dan berlalu. Hari ini tidak akan ada yang seperti itu lagi…..

Setelah mengingat semua cumbuan lalu otakku menamplikan satu slide yang lengkap dengan efek gambar dan suaranya. Saat itulah aku yakin bahwa sebentar lagi malaikat itu akan datang kekamar ini dan aku akan pasrah ikut dengannya. Tapi ternyata malaikat itu hanya menatapku penuh rasa haru bahkan aku tidak pantas untuk mengundang dia datang kekamar ini ucapnya. Lalu aku bertanya apakah berarti aku tidak dijemput dan aku harus menghampiri malaikat mautku sendiri. Kemana aku akan mencari dia? kalau saja aku tahu dia tidak akan menjemputku, sudah sejak lama aku menghampirinya dan menyandarkan kepalaku padanya.

Senin, 08 Februari 2010

Ivan Pavlov dan Penelitian Anjing-nya..



Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) adalah seorang behavioristik terkenal dengan teori pengkondisian asosiatif stimulus-respons dan hal ini yang dikenang darinya hingga kini. Ia tidak pernah memiliki hambatan serius dalam sepanjang kariernya meskipun terjadi kekacauan dalam revolusi Rusia.
Pavlov lahir di kota kecil di Rusia tengah, anak seorang pendeta ortodoks pedesaan. Pada awalnya ia berniat mengikuti jejak ayahnya, namun mengurungkan dan pergi ke universitas di St. Petersburg untuk mengajar pada tahun 1870. Dari sinilah karir seorang Pavlov mulai berjalan hingga ia memimpin institut Fisiologi Pavlovian di Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia.
Ia menemukan bahwa ia dapat menggunakan stimulus netral, seperti sebuah nada atau sinar untuk membentuk perilaku (respons). Dalam hal ini, eksperimen yang dilakukan oleh Pavlov menggunakan anjing sebagai subyek penelitian.
Berikut adalah tahap-tahap eksperimen Pavlov pada anjing:
  1. Bila diberikan sebuah makanan (UCS) maka secara otonom anjing akan mengeluarkan air liur (UCR).
  2. Jika anjing dibunyikan sebuah bel maka ia tidak merespon atau mengeluarkan air liur.
  3. Sehingga dalam eksperimen ini anjing diberikan sebuah makanan (UCS) setelah diberikan bunyi bel (CS) terlebih dahulu, sehingga anjing akan mengeluarkan air liur (UCR) akibat pemberian makanan.
  4. Setelah perlakukan ini dilakukan secara berulang-ulang, maka ketika anjing mendengar bunyi bel (CS) tanpa diberikan makanan, secara otonom anjing akan memberikan respon berupa keluarnya air liur dari mulutnya (CR).
Dalam ekperimen ini bagaimana cara untuk membentuk perilaku anjing agar ketika bunyi bel di berikan ia akan merespon dengan mengeluarkan air liur walapun tanpa diberikan makanan. Karena pada awalnya (gambar 2) anjing tidak merespon apapun ketika mendengar bunyi bel.
Jika anjing secara terus menerus diberikan stimulus berupa bunyi bel dan kemudian mengeluarkan air liur tanpa diberikan sebuah hadiah berupa makanan. Maka kemampuan stimulus terkondisi (bunyi bel) untuk menimbulkan respons (air liur) akan hilang. Hal ini disebut dengan extinction atau penghapusan.
Pavlov mengemukakan empat peristiwa eksperimental dalam proses akuisisi dan penghapusan sebagai berikut:
  1. Stimulus tidak terkondisi (UCS), suatu peristiwa lingkungan yang melalui kemampuan bawaan dapat menimbulkan refleks organismik. Contoh: makanan
  2. Stimulus terkondisi (CS), Suatu peristiwa lingkungan yang bersifat netral dipasangkan dengan stimulus tak terkondisi (UCS). Contoh: Bunyi bel adalah stimulus netral yang di pasangkan dengan stimulus tidak terkondisi berupa makanan.
  3. Respons tidak terkondisi (UCR), refleks alami yang ditimbulkan secara otonom atau dengan sendirinya. Contoh: mengeluarkan air liur
  4. Respos terkondisi (CR), refleks yang dipelajari dan muncul akibat dari penggabungan CS dan US. Contoh: keluarnya air liur akibat penggabungan bunyi bel dengan makanan
Bila dicontohkan dalam kehidupan nyata teori pavlov ini bisa diterapkan. Sebagai contoh untuk menambah kelekatan dengan pasangan, Jika anda mempunyai pasangan yang “sangat suka (UCR)” dengan coklat (UCS). Disetiap anda bertemu (CS) dengan kekasih anda maka berikanlah sebuah coklat untuk kekasih anda, secara otonom dia akan sangat suka dengan coklat pemberian anda.
Berdasarkan teori, ketika hal itu dilakukan secara berulang-ulang, selanjutnya cukup dengan bertemu dengan anda tanpa memberikan coklat, maka secara otonom pasangan anda akan sangat suka (CR) dengan anda, hal ini dapat terjadi karena pembentukan perilaku antara UCS, CS, UCR, dan CR seperti ekperimen yang telah dilakukan oleh Pavlov.

Sabtu, 06 Februari 2010

How Inspiring Status..

Seperti biasa hari ini diawali dengan iseng melihat status teman-teman di situs jejaring.. Facebook, twitter, dan myspace.. but, ada satu status yang menarik perhatian (w.o.w) bukan dari kata-kata puitisnya atau tulisan yang sengaja di "caps lock" tapi dampak psikologis ketika membacakan status itu dengan suara sedikit keras.. (what going on..??). Meneruskan hari itu dengan menonton TV dan tetap mantengin internet, beberapa kali aku membaca status itu (penasaran kan..??).
God.. sampai hari itu mu berakhir (jiah..!!) beberapa kali tetap melintas untuk meng-up date status sendiri dan bertekad membuat teman yang membaca juga terinspirasi untuk menghasilkan sesuatu yang beda. What..?? that all?? Nop.. tidak hanya seharian terlintas di pikiran.. status yang ku baca juga membuat aku bersemangat lagi menulis cerpen yang sudah tiga bulan tak jelas ceritanya, selain itu mengaktifkan kembali blog ini yang sudah mati suri..
Mulai hari itu maka ku kumandangkan proklamasi.. bahwa kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa (hallah..) bukan itu maksudnya.. mulai hari itu, saya putri Indonesia bersumpah untuk hanya membuat status yang menginspirasi orang lain untuk lebih powerfull, cheerfull, dan i love you full..
Inilah yang dinamakan "power of status"

Kamis, 04 Februari 2010

Antasari menjawab

Beberapa hal yang sekiranya dapat menjadi pertimbangan kita dalam membuat kesimpulan kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnain dengan terdakwa mantan ketua KPK Antasari Azhar.
1. Kata "Dia" yang ditulis penuntut umum dalam tuntutan ditanggapi oleh terdakwa sebagai tidak dianggapnya terdakwa sebagai bagian dari persidangan.
2. Kata "Rani yang manis dan teringat manjanya Rani" tidak terbukti dipersidangan dan tidak ada satu saksi pun yang mendukung pernyataan tersebut penegak hukum yang disebut seolah-olah itu merupakan pikiran terdakwa. Antasari sebagai terdakwa menganggap itu sebagai "fakta imajinatif" penegak hukum dan indikasi bahwa penuntu umum"ingin sekali" terdakwa dihukum.
3. Penuntut umumyang berkali-kali menyebutkan bahwa terdakwa memberi uang sebesar $500 hanya berdasarkan keterangann saksi Rani Juliani. Pernyataan tersebut tetap diulang dalam persidangan oleh penuntut umum padahal terdakwa sudah membantah pernyataan tersebut dan tidak ada bukti yang mendukung pernyataan tersebut.
4. Pernyataan penegak hukum "dia atau saya yang mati" ditanggapi negatidf oleh penegak hukum, terdakwa mengangap bahwa penegak hukum berpikir negatif sebagaimana penegak hukum selalu berpikir negatif dalam menyikapi sesuatu. Tidak ada satu fakta yang mendukung bahwa pernyataan tersebut merupakan ancaman terhadap korban. Terdakwa menyebutkan bahwa perlu dikaji tentang suasana emosional pada saat pernyataan itu diungkapkan.
5. Cerita terdakwa tentang pengembara, harimau, dan ular merupakan cerita yang membuka pikiran kita dalam menanggapi suatu permasalahan yang terjadi. Kita sebaiknya lebih obyektif dan tidak mengesampingkan perasaaan dan emosi dalam menyikapi suatu perma
salahan.
6. Terdakwa pada akhirnya menyebutkan bahwa dirinya tidak melakukan dan merencanakan pembunuhan terhadap korban Nasrudin Zulkarnain.